Apa itu Net Interest Margin (NIM)? Ini Tujuan, Rumus, Cara Mengelola, dan Contohnya

Pernahkah Anda mendengar istilah Net Interest Margin? Istilah yang satu ini memang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam dunia perbankan, rumus Net Intertest Margin (NIM) memegang peranan penting dalam mendukung peningkatan kualitas sistem perbankan.

Jika Anda tertarik dengan dunia perbankan dan ingin mengetahui istilah-istilah penting yang sering digunakan, Anda berada di halaman yang tepat. Di sini Anda akan menemukan pengetahuan lengkap seputar Net Interest Margin, termasuk pengertian dan rumusnya.



Pengertian Net Interest Margin


Net Interest Margin atau sering disebut marjin bunga bersih dapat diartikan sebagai ukuran yang dipakai untuk membedakan antara bunga yang didapatkan oleh bank maupun lembaga keuangan dengan bunga yang diberikan kepada pemberi pinjaman.

Rasio profitabilitas ini biasa digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh bunga bersih. Rasio NIM juga dapat dipakai sebagai indikator mengenai kesehatan keuangan sebuah perusahaan serta proyeksi pertumbuhannya di masa depan.

Sebagai contoh, Bank X mempunyai NIM sebesar 4,9% pada tahun 2020. Artinya dari keseluruhan total aset produktif yang dipunyai oleh Bank X, maka 4,9% di antaranya dapat diubah menjadi pendapatan laba bersih.

Pada dasarnya tidak ada nilai khusus yang menggambarkan bahwa NIM sebuah lembaga keuangan tergolong baik. Namun ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menganalisa rasio keuangan, misalnya trend analysis serta industry comparison.

Baca juga: Mengenal Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), Tujuan dan Jenisnya di Indonesia

Tujuan Net Interest Margin


Dalam penerapannya, tujuan utama dari NIM adalah untuk melakukan evaluasi dalam hal penanganan terhadap risiko yang bisa terjadi pada suku bunga. Ketika terjadi perubahan pada suku bunga, maka perubahan pendapatan dan biaya juga akan mengalami perubahan.

Karena alasan ini, wajar jika NIM berkaitan erat dengan kemampuan sebuah bank dalam mengatur pengelolaan aktiva produktif demi mendapatkan bunga bersih. Dalam jangka panjang, penghitungan NIM digunakan untuk mencapai bank yang sehat dan bebas masalah.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Net Interest Margin, yaitu nilai pendapatan bunga, nilai aset produktif, dan nilai beban pokok. Demi memperoleh pendapatan sebesar-besarnya, perusahaan harus menekan beban pokok sehingga nilai aset dapat mengalami peningkatan.

Salah satu fungsi lain dari Net Interest Margin adalah sebagai indikator bagi para investor sebelum mengambil keputusan. Dengan mengetahui tingkat kinerja profitabilitas sebuah lembaga keuangan melalui NIM, investor dapat mengukur prospek perusahaan dalam jangka panjang.

Cara Mengelola NIM


Seperti yang Anda ketahui, perusahaan perbankan terus berupaya untuk mempertahankan agar NIM tidak mengalami penurunan. Kebijakan Bank Indonesia memotong bunga acuan menimbulkan tren penurunan suku bunga sehingga berpotensi membuat NIM semakin menipis.

Yang menjadi pertanyaan adalah apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan Net Interest Margin? Berikut beberapa kemungkinan yang penting untuk diperhatikan:


1. Meningkatkan Pendapatan Bunga

Rasio NIM berbanding lurus dengan pendapatan dari bunga yang diperoleh bank. Semakin tinggi pendapatan bunga maka semakin besar pula rasio Net Interest Margin. Hal ini bisa menjadi indikator bahwa bank dapat bekerja baik untuk memperoleh pendapatan yang tinggi, begitu juga sebaliknya.


2. Meningkatkan SDM

SDM yang handal menjadi salah satu kunci penting untuk mempertahankan Net Interst Margin. Dengan memiliki SDM yang baik, perusahaan perbankan bisa mengamankan posisi sehingga mampu melewati kompetisi pasar yang sangat ketat.

Yang tak kalah penting, pengelolaan manajemen juga turut berperan dalam mempertahankan marjin bunga bersih. Ketika sebuah perusahaan perbankan dapat mengelola internal perusahaan dengan baik, maka rasio NIM bisa menjadi tinggi.


3. Manfaatkan Aset Produktif

Net Interest Margin merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan dalam mengelola aset produktif. Untuk mendapatkan NIM yang tinggi, maka perusahaan harus mampu meningkatkan pendapatan dari pemanfaatan aset produktif yang menghasilkan bunga.

Rumus Net Interest Margin (NIM)


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, rasio NIM merupakan rasio yang dipakai untuk menganalisa besarnya pendapatan bunga bersih. Penghitungannya dilakukan dengan membagi pendapatan bunga bersih dengan aset produktif yang dimiliki oleh perusahaan.

Dari penjelasan di atas, dapat ditentukan rumus NIM adalah:


NIM = Pendapatan bunga / Aktiva produktif


Agar dapat menggunakan rumus dengan baik, tentunya Anda perlu mengetahui apa saja komponen dari rumus tersebut.

  • Pendapatan bunga bersih: pendapatan bunga yang didapat setelah dikurangi beban pokok.
  • Aset Produktif: aset yang dapat menghasilkan bunga (net bearing asset) seperti surat berharga, obligasi, kredit, dan masih banyak lagi.


Sebagai contoh, sebuah perusahaan mempunyai total aset sebesar Rp 200 miliar. Sekitar Rp 100 miliar dari total keseluruhan aset tersebut digunakan untuk menghasilkan pendapatan berupa bunga. Dari contoh ini, dapat diketahui bahwa Rp 100 miliar merupakan aset produktif perusahaan.

Dari rumus tersebut pula, dapat diketahui bahwa aktiva produktif berpengaruh besar pada tingginya Net Interest Margin sebuah bank. Setiap bank mempunyai NIM yang berbeda karena nilai aktiva produktif yang dimiliki juga berbeda.

Selain itu, pendapatan bunga bersih juga sangat menentukan tinggi rendahnya NIM sebuah perusahaan perbankan. Apabila bank bisa menyalurkan lebih banyak dana ke masyarakat tanpa mengalami kemacetan, maka pendapatan bunga juga akan semakin tinggi.

Contoh Net Interest Margin (NIM)


Salah satu contoh paling mudah dari rasio Net Interest Margin adalah pada perbankan di Indonesia. Rasio NIM perbankan di Indonesia berpotensi mengalami penurunan. Untuk menjaga agar kinerja bank tetap sehat, maka perusahaan merasa perlu meningkatkan pendapatan non bunga.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh OJK, rasio NIM pada tahun 2019 adalah 4,91%. Rasio ini mengalami tren penurunan selama tiga tahun terakhir, bahkan pada tahun 2018 nilai Net Interest Margin perbankan di Indonesia bisa menyentuh angka 5,14%.

Namun penurunan ini dikaitkan dengan meningkatnya nilai CKPN yang berkaitan dengan potensi meningkatnya risiko kredit pada perusahaan perbankan. Kenaikan CKPN inilah yang disinyalir berpengaruh pada pendapatan bunga bersih.

Kendati demikian, rasio NIM perusahaan perbankan di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara. Hingga saat ini Thailand masih berada pada urutan teratas untuk perbankan dengan NIM tertinggi di Asia Tenggara.

Singkatnya, rumus Net Interest Margin dapat digunakan untuk menghitung rasio NIM pada sebuah lembaga keuangan. Rumus tersebut terdiri dari dua komponen yaitu pendapatan bunga bersih dan aset produktif. Semakin tinggi nilai NIM, semakin baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan asetnya.

0 Response to "Apa itu Net Interest Margin (NIM)? Ini Tujuan, Rumus, Cara Mengelola, dan Contohnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel