Pengertian Dilusi Saham, Faktor Penyebab, dan Dampaknya

Bagi yang sudah lama berkiprah di dunia investasi, mungkin istilah dilusi saham sudah tidak asing lagi. Hal ini berbeda bagi yang termasuk investor pemula yang masih asing dengan hal tersebut. Oleh karena itu, simak ulasan di bawah ini agar mengetahui apa yang dimasuk dilusi pada saham. 

Sebagian investor pemula mungkin akan merasa kaget dengan dilusi yang terjadi di pasar saham. Padahal, hal ini cukup lumrah terjadi dan mau tidak mau harus dihadapi. Anda perlu memahami dilusi pada saham agar efek yang ditimbulkan bisa diatasi dengan baik. 


 

Deskripsi tentang Dilusi Saham

Agenda penerbitan saham baru biasanya dibarengi dengan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) yang diikuti oleh berbagai perusahaan. Aksi korporasi ini memungkinkan terjadinya pengurangan presentase kepemilikian saham perusahaan itu sendiri.  

Nah, hal inilah yang disebut sebagai dilusi dalam dunia investasi saham. Kejadian ini memang cukup lumrah terjadi dan merupakan resiko yang harus dihadapi. Salah satu indikasi terjadinya dilusi adalah ketika suatu korporasi menerbitkan saham baru dalam bentuk tertentu. 

Bentuk saham baru tersebut adalah berupa right issue, yaitu HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu). Selain terjadi karena right issue, dilusi saham juga bisa terjadi disebabkan perusahaan melakukan private placement.

Contoh Dilusi Saham Akibat Right Issue

Mungkin Anda belum terlalu memahami hal seputar dilusi saham ini. Oleh karena itu, sebaiknya simak contohnya berikut ini. 

PT Emas Gemilang Utama didirikan oleh Badru dan Dhani dengan modal awal Rp10 miliar. Mereka mendapatkan modal tersebut dari saham biasa seharga Rp1.000 dengan jumlah 10 juta lembar. Kemudian Badru menyetor sejumlah 6 juta lembar saham (senilai Rp6 miliar) ke bursa efek. 

Hal ini membuat kepemilikian PT Emas Gemilang Utama di tangan Badru sebesar 60%. Di sisi lain, Dhani menyuntik dana sebesar Rp4 miliar atau setara dengan 4 juta lembar saham perusahaan tersebut. 

Nah, hal ini pula yang menyebabkan kepemilikan saham PT Emas Gemilang Utama berada di tangan Dhani sebesar 40%. Beberapa tahun kemudian, perusahaan tersebut menerbitkan saham sebagai ekspansi bisnisnya sebanyak 10 juta lembar. 

Setiap saham yang sudah dulu diterbitkan memiliki hak untuk membeli satu saham baru. Maka Badru memanfatkan seluruh haknya dan kembali menyuntikkan modal Rp6 miliar. Artinya, Badru memiliki 12 juta lembar saham dengan kepemilikan total saham sebesar 60%. 

Sedangkan Dhani memutuskan tidak menggunakan haknya sehingga jumlah saham yang dimiliki tetap 4 juta lembar. Seperti yang diketahui, total saham sudah bertambah hingga dua kali lipat karena investasi yang dilakukan Badru. 

Maka, kepemilikan saham Dhani juga berkurang, dari awalnya sebesar 40% menjadi 20%. Jadi, total saham saat ini sebanyak 16 juta lembar yang dipegang dua orang. Badru memegang 12 juta lembar saham, sedangkan Dhani hanya sebanyak 4 juta lembar. 

Pada dasarnya, masih ada 4 juta saham yang beredar di bursa efek. Setelah itu, muncullah Dimas yang tak lain adalah investor yang akhirnya membeli 4 juta saham tersebut. Dengan demikian, total presentase kepemilikan saham adalah: Badru 60%, Dhani 20%, dan Dimas 20%.

Melalui ilustrasi di atas, penurunan tingkat kepemilikian saham dialami oleh Dhani. Nah, hal yang dialami Dhani inilah yang disebut sebagai dilusi saham. Hal ini karena Badru dan Dimas sudah sepakat menambah kepemilikan saham, namun Dhani tidak menggunakan haknya. 

Jumlah saham yang beredar tidak bisa diimbangi oleh Dhani sehingga porsi kepemilikan sahamnya pun mengalami penurunan. Jadi, seorang pemilik saham bisa mengalami dilusi apabila dirinya tidak menggunakan hak saat diterbitkannya saham baru.

Faktor Penyebab Terjadinya Dilusi Saham

Setiap investor harus mewaspadai setiap dilusi saham yang berpotensi terjadi. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang investor untuk membaca penyebab terjadinya dilusi ini. 

1. Perusahaan Membutuhkan Modal

Perlu diingat bahwa sebuah perusahaan memang membutuhkan tambahan modal di waktu tertentu. Nah, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya dilusi pada saham. 

Di dunia investasi saham, ada berbagai macam skenario yang mungkin terjadi sehingga menimbulkan dilusi. Contohnya adalah ketika sebuah perusahaan tidak memiliki dana yang cukup dalam pengoperasiannya.

Hal ini bisa membuat perusahaan tersebut mengambil keputusan untuk tidak menerbitkan surat utang. 

2. Pegawai Memiliki Opsi Membeli Saham 

Adapun penyebab dilusi saham lainnya adalah karena pegawai perusahaan saham tempat Anda berinvestasi saham memiliki hak membeli saham. 

Jadi, mereka akan mengkonversikannya sebagai saham biasa karena jumlah saham yang beredar di bursa efek pun meningkat secara drastis.

Dampak Dilusi Saham

Anda sudah memahami istilah dilusi lebih dalam melalui ilustrasi yang telah diberikan. Ketika dilusi terjadi, maka presentase kepemilikan saham pun akan menurun. Saham  baru yang diterbitkan dapat membuat porsi kepemilikan pemegang saham bisa semakin menurun. 

Hal ini karena si pemegang saham tidak menggunakan haknya untuk membeli saham baru yang diterbitkan. Jika hal ini sudah terjadi, tentu resikonya adalah membuka peluang masuknya pemilik saham baru. 

Jadi, pemegang saham awal tidak berkehendak membeli saham baru yang diterbitkan. Realita ini memang cukup dilematis di dunia investasi saham. Bisa disimpulkan bahwa efek dilusi ini hanya bisa dihindari jika pemegang saham awal memanfaatkan haknya dengan membeli saham baru. 

Memang pada dasarnya,opsi pembelian saham memang tidak mudah dilakukan. Mengingat pemegang saham awal harus menyediakan dana yang tidak sedikit agar kepemilikan sahamnya tidak berkurang.

Tak heran jika keputusan pemegang saham untuk membeli saham yang baru diterbitkan merupakan keputusan terbaik. 

Melalui ulasan dilusi saham di atas, Anda bisa memahami bahwa resiko ini memang bisa menimpa investor manapun. Terutama bagi yang tidak bisa mengimbangi pembelian saham yang baru diterbitkan. Hingga pada akhirnya proses dilusi ini memang merupakan pilihan yang dilematis.

0 Response to "Pengertian Dilusi Saham, Faktor Penyebab, dan Dampaknya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel