Analisis Loan to Deposit Ratio: Fungsi, Ketentuan, Cara Menghitung dan Contoh Studi Kasus

Dalam dunia ekonomi dan akuntansi dikenal berbagai jenis rasio keuangan. Khusus untuk menganalisis likuiditas perbankan dibutuhkan LDR. Loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio pinjaman terhadap simpanan.

Untuk bisa mengaplikasikan rasio tersebut dalam analisis likuiditas perbankan, Anda dapat menyimak penjelasan lengkap tentang LDR di bawah ini. Penjelasan ini mencakup pengertian, fungsi, dan cara menghitung nilai LDR.




Loan to Deposit Ratio (LDR) Adalah


Apa itu loan to deposit ratio? LDR merupakan rasio untuk mengukur perbandingan antara jumlah pembiayaan (kredit) yang diberikan kepada nasabah terhadap jumlah dana yang diterima bank.

Menurut Peraturan Bank Indonesia, LDR adalah rasio pinjaman yang diberikan bank pada pihak ketiga (nasabah) dalam bentuk valuta asing atau rupiah dibandingkan dengan dana pihak ketiga (DPK), meliputi deposito, tabungan, dan giro, tidak termasuk kredit pada bank lain dan dana antar bank.

Menurut ahli, loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio yang menunjukkan seberapa jauh bank telah memakai uang simpanan untuk diberikan sebagai kredit atau pinjaman kepada para nasabahnya.

Sementara itu, Martono (2002) berpendapat bahwa LDR merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kewajiban jangka pendek terhadap para nasabah.

Semakin rendah nilai LDR, maka semakin rendah risiko likuiditas perbankan. Sehingga, bank semakin mampu menutupi kewajiban jangka pendek. Namun, jika nilainya semakin tinggi, maka semakin tinggi pula risiko likuiditas suatu bank. 

Hal itu berarti bahwa bank tidak mampu menutup kewajiban jangka pendek karena dana yang tersedia untuk menutup kewajiban tersebut habis disalurkan sebagai pinjaman ke nasabah. 

Namun, nilai LDR yang tinggi juga menunjukkan bahwa bank memiliki potensi yang lebih besar untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dari bunga kredit yang dibayarkan oleh nasabah.


Ketentuan Loan to Deposit Ratio Menurut BI


Untuk membantu akuntan menentukan apakah suatu bank memiliki nilai LDR yang sehat atau tidak, Bank Indonesia (BI) menetapkan ketentuan yang berkaitan dengan parameter dan standar untuk rasio LDR. 


1. Ketentuan LDR Menurut Peraturan BI tahun 2013

Menurut peraturan BI yang dikeluarkan pada tahun 2013, ketentuan ini adalah sebagai berikut.

  • Batas atas LDR Target adalah 92%
  • Batas bawah LDR Target adalah 78%


Apa yang dimaksud LDR Target yaitu kisaran rasio LDR yang dibatasi oleh batas atas dan bawah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam rangka kalkulasi GWM LDR.

Sedangkan GWM (Giro Wajib Minimum) sendiri merupakan jumlah dana minimum yang harus dipenuhi bank yang besarnya telah ditentukan oleh BI senilai persentase tertentu dari DPK atau dana pihak ketiga. DPK tersebut mencakup tabungan, deposito, dan giro.

GWM LDR adalah simpanan minimum yang harus dipenuhi bank dalam bentuk saldo rekening giro di BI sebesar persentase tertentu dari DPK, yang dikalkulasikan dari selisih LDR bank dan LDR Target.


2. Ketentuan LDR Menurut Peraturan BI tahun 2015


Pada tahun 2015, BI sedikit merevisi ketentuan mengenai rasio LDR sehingga bunyi ketentuan tersebut adalah sebagai berikut.

  • Batas atas LFR Target adalah 92%
  • Batas bawah LFR Target adalah 78%


Dalam ketentuan tersebut, BI mengubah istilah LDR menjadi LFR atau loan to funding ratio. LFR adalah rasio keuangan yang bermanfaat guna menilai komposisi kredit bank yang disalurkan kepada pihak ketiga terhadap jumlah dana masyarakat serta modal bank ditambah surat berharga.

Contoh surat berharga yang diterbitkan oleh bank adalah obligasi, FRN (floating rate notes), dan MRN. Dengan demikian, GWM LFR mengalami perubahan dalam hal komponen pendanaan yang lebih luas. Perubahan ini dimaksudkan untuk mendorong kredit pada sektor UMKM agar lebih besar. 


Fungsi Loan to Deposit Ratio


Mengapa rasio LDR bank harus dihitung? Rasio LDR harus dihitung karena LDR dapat digunakan sebagai instrumen untuk menilai sehat atau tidaknya kegiatan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan perbankan.

LDR memiliki beberapa fungsi, yaitu:

  • Loan to deposit ratio (LDR) adalah salah satu syarat keringanan pajak yang diberikan untuk bank yang melakoni merger.
  • LDR berfungsi sebagai determinan ukuran besar kecil GWM bank.
  • LDR berfungsi sebagai indikator sehat atau tidaknya sebuah bank.
  • LDR berfungsi menjadi salah satu indikator standar evaluasi Bank Jangkar (Anchor Bank), yaitu minimal LDR 50%.
  • Bagi investor atau nasabah yang hendak menitipkan dana pada suatu bank, nilai LDR merupakan petunjuk seberapa baik bank operasional yang bersangkutan sehingga mereka dapat mengambil keputusan terbaik mengenai penitipan dana tersebut.


Cara Menghitung LDR dan Contoh Studi Kasus




Untuk menghitung nilai LDR, Anda perlu mengetahui rumus LDR. Selain itu, agar bisa menerapkan rumus tersebut, Anda dapat mengamati contoh di bawah ini.


1. Rumus LDR

Mengingat LDR adalah ratio kredit yang disalurkan oleh bank terhadap dana yang diterima oleh bank, maka rumus rasio keuangan tersebut adalah:

LDR = (total kredit yang disalurkan : total dana yang diterima) x 100%

Perlu diingat bahwa kredit yang digunakan untuk menghitung LDR hanyalah kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga atau nasabah non-bank, bukan kredit yang diberikan kepada bank lain.


2. Contoh Studi Kasus Perhitungan LDR

Diketahui bahwa, pada tahun 2021, bank ABC menyalurkan kredit kepada nasabahnya dengan nilai total Rp2,5 triliun dan menerima total dana Rp3 triliun dari nasabahnya. Berapa nilai LDR dari bank ABC?

LDR = (total kredit : total dana yang diterima) x 100%

LDR = (2,5 triliun : 3 triliun) x 100%

LDR = 0,83 x 100%

LDR = 83%


Dari perhitungan LDR bank ABC di atas, dapat diinterpretasikan bahwa, 83% dari dana yang dihimpun bank ABC berhasil disalurkan dalam bentuk kredit kepada nasabahnya. Di sisi lain, 17% dari dana tersebut disimpan sebagai dana cadangan untuk keperluan likuiditas.

Dengan demikian, bank ABC telah memenuhi ketentuan nilai LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia karena nilai LDR tersebut lebih dari 78% dan kurang dari 92%. Bank ABC juga tergolong sehat. Meski demikian, penghasilan dari bunga kreditnya tidak terlalu tinggi.


Analisis LDR

Analisis Kriteria LDR yang baik dapat dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh BI. Selain itu, untuk menganalisis LDR lebih jauh, Anda dapat menggunakan analisis trend. 

Sehingga, Anda perlu mengamati data nilai LDR suatu bank selama 5 tahun terakhir, atau selama periode tertentu. Dari perbandingan ini, Anda dapat melihat perkembangan kinerja bank dalam menghimpun DPK dan menyalurkannya dalam bentuk kredit serta likuiditas bank dari tahun ke tahun.

Metode analisis lain yang dapat digunakan adalah analisis perbandingan industri. Dalam metode ini, Anda perlu membandingkan nilai LDR suatu bank dengan rata-rata LDR sektor perbankan. Dari perbandingan ini, Anda akan tahu apakah LDR bank bersangkutan sehat atau tidak.

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui besarnya risiko likuiditas sebuah bank. Untuk memperoleh nilai LDR, total kredit yang disalurkan bank dibagi dengan total dana yang dihimpun dari pihak ketiga.

0 Response to "Analisis Loan to Deposit Ratio: Fungsi, Ketentuan, Cara Menghitung dan Contoh Studi Kasus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel