Pahami Betul Average Down dan Average Up Saham, Mana yang Tepat?

Bagi investor pemula, sangat penting untuk memahami tujuan investasi yang dilakukan. Oleh karena itu, Anda bisa memulainya dengan memahami metode pembelian saham yang efektif. Salah satu metode dalam menganalisis suatu saham sebelum Anda memutuskan membeli atau tidak adalah dengan average down/up saham. 

Pada dasarnya, Anda bisa melakukan berbagai metode pembelian saham di Bursa Efek Indonesia. Agar investasi saham yang dilakukan membuahkan hasil, manakah yang tepat bagi seorang investor, melakukan averaging down atau kah averaging up? Simak penjelasannya di bawah ini. 



Pengertian Average Down/Up Saham

Average sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti rata-rata. Sedangkan jika ditambah imbuhan –ing, artinya menjadi “merata-rata (kan)”. 

Seperti yang telah diketahui, sebuah saham bisa memiliki harga berbeda meski kodenya sama. Nah, harga rata-rata pembelian perlu diperhatikan dengan baik dalam aktivitas trading saham. 

Ketika investor membeli saham ketika harganya downtrend (menurun), maka metode ini disebut sebagai average down. Sedangkan pembelian saham ketika harganya uptrend (menanjak), metode ini dikenal dengan sebutan average up. 

Kelebihan Average Down/Up Saham

Kelebihan metode average down/up pada investasi saham adalah tidak perlu memperhitungkan besaran profit/loss setiap order. Contohnya ketika membeli saham JFA 5 x di waktu dan harga yang berbeda, maka nilai profit tidak perlu diperhitungkan satu per satu. 

Nah, sebagian besar aplikasi trading biasanya sudah dilengkapi fitur menghitung nilai avg secara otomatis. Anda bisa menemui fitur ini di halaman portofolio. 

Misalnya ketika memberli saham 10 kali dengan averaging senilai Rp2283.4, maka untuk mengecek profitnya tinggal dikurangi dengan harga jual. Misalnya harga julal saham tersebut menjadi Rp5000, maka profitnya Rp5000-Rp2283.4. 

Setelah itu, Anda tinggal mengalikannya dengan jumlah lot saham yang hendak dijual. Perlu diingat jika pembelian saham baru dilakukan satu kali, maka perhitungan avg secara otomatis menggunakan harga beli. 

Pentingnya Metode Average Up/Down Pada Investasi Saham

Bagi investor pemula, mungkin belum terlalu memahami banyaknya kondisi yang membuatnya harus menggunakan metode averaging. Pada dasarnya, kegiatan menabung saham tentunya dilakukan dengan cara dicicil atau pembelian langsung dengan harga yang bervariasi. 

Ketika memiliki dana yang besar, pembelian dilakukan di banyak harga. Dimana kondisi volume lot bird & offer di orderbook terkadang lebih kecil dibanding modal. Agar bisa memborong saham, maka harga yang harus dibayarkan berbeda-beda.

Untuk menurunkan harga rata-rata di saat harga saham anjlok,  sebaiknya hanya dilakukan oleh trader profesional. Dengan catatan, investor memiliki aliran dana yang mengalir terus-menerus, modal besar, dan tidak takut harga saham semakin turun.

Rumus Cara Menghitung Average Down/Up Saham

Setelah memahami pengertian dan pentingnya metode average down/up pada investasi saham, kini Anda perlu mengetahui rumus cara menghitungnya. Untuk mendapatkan nilai averaging, dibutuhkan rumus rata-rata. 

Adapun nilai averaging ini hanya berlaku untuk transaksi pembelian jenis aham yang sama. Nah, nilai avg sendiri merupakan hasil perkalian tiap harga dan lot lalu ditotal, kemudian dibagi dengan jumlah lot. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihatnya dalam rumus cara mengitung averaging berikut ini. 

Avg = Total tiap (harga x lot) / Total lot

Agar lebih memahami rumus di atas, Anda bisa menyimak contoh perhitungan averaging dalam saham berikut ini. 

Contoh Studi Kasus Average Down/Up Saham

Sebagai contoh, Andi membeli saham UNVR dengan dua harga yang berbeda, yaitu ketika harga Rp1000 sebanyak 5 lot dan Rp2000 sebanyak 2 lot. Adapun perhitungan averagingnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini. 


Harga Beli Saham/Lot

Lot

Harga x lot

Rp2.000

2

Rp4.000

Rp1.000

5

Rp5.000

TOTAL

7 lot

Rp9.000


Perhitungan averaging di atas adalah = total (harga x lot) / total lot = Rp9.000/7 = Rp 1.286 (7 lot saham). Sekarang pertanyaannya adalah, bagaimana jika nanti hendak membeli lagi? Nah, perhitungannya tidak jauh berbeda, gunakan nilai avg yang sudah ada. 

Misal harga saham UNVR terbaru yang hendak dibeli adalah seharga Rp.2500 per lot-nya, maka average sahamnya adalah sebagai berikut: 
 

Harga Beli Saham/Lot

Lot

Harga x lot

Rp1286 (avg terakhir)

7

Rp9.000

Rp2.500

4

Rp10.000

TOTAL

11 lot

Rp19.000


Melalui tabel di atas, diketahui bahwa nilai avg terbaru adalah senilai Rp19.000/11= Rp1.727,27. Jika hendak menjual saham tersebut, pada dasarnya tidak akan mengubah nilai averaging yang dihasilkan. Hanya saja jumlah lot akan berkurang seiring penjualan saham yang dilakukan. 

Dengan demikian, tidak akan ada perubahan nilai avg dari portofolio saham yang diinvestasikan. Misalnya melalui contoh di atas, jika yang jumlah lot yang dijual sebanyak 7 lot, maka avg tetap Rp1.727,27 untuk 4 lot. 

Istilah yang Perlu Diperhatikan dalam Averaging


Average down dalam investasi saham adalah situasi ketika Anda membeli saham di bawah harga averaging saat ini. Misalnya nilai avg saat ini adalah Rp1.000, ketika turun maka pembelian saham dilakukan kembali di harga Rp800. 

Biasanya, average down dipilih untuk mendapatkan nilai averaging terkecil ketika harga saham sedang murah. Jadi ketika harga saham naik, profit yang didapatkan cukup besar. Namun, avg down tidak bisa dilakukan tanpa analisa yang tepat. 

Jadi, analisis mengenai kenaikan dan penurunan saham memang perlu diperhatikan. Jika averaging down dilakukan sembarangan, hal ini bisa berimbas pada kebangkrutan. 

Sedangkan untuk averaging up sendiri adalah situasi ketika investor membeli saham dengan harga di atas averaging saat ini. Misalnya saat ini nilai avg adalah Rp1.000, kemudian Anda membeli saham lagi dengan harga Rp1200. 

Nah, average up biasanya dipilih untuk menambah jumlah lot ketika harga trend sedang naik. Ketika trend sudah mencapai puncak alias hampir berakhir, maka saham tersebut dijual. 

Dengan memahami average down/up saham, seorang investor pemula bisa membeli dan menjual saham di momen yang tepat. Oleh karena itu, Anda perlu memahami metode ini agar bisa meningkatkan profit investasi saham secara signifikan.

0 Response to "Pahami Betul Average Down dan Average Up Saham, Mana yang Tepat?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel