Pengertian CAPM, Kegunaan, Cara Menghitung dan Studi Kasus

Capital Assets Pricing Model atau CAPM adalah sebuah alat yang digunakan untuk memprediksi imbal bagi hasil yang diharapkan dari aset berharga beresiko. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Litner, Sharpe, dan Litner. Sedangkan pengembangannya dilakukan oleh Markowity dengan penambahan risiko. 

Adapun risiko yang dimaksud ialah risiko sistematik dan non sistematik. Selain itu CAPM juga menyatakan keadaan ekuilibrium dari suatu portofolio pasar. CAPM memberikan dampak pada risiko premium dari sembarang aset individu maupun portofolio pasar.



Pengertian CAPM

CAPM (Capital Assets Pricing Model) adalah suatu model yang dikembangkan dalam situasi keseimbangan antara risiko setiap aset seimbang. Perhatian terhadap CAPM terus meluas seiring perkembangan dunia investasi. 

CAPM adalah model yang mendeskripsikan hubungan risiko dengan return yang diharapkan. Jadi, model pengembalian ini diharapkan penggunanya akan memiliki tingkat bebas risiko. Terutama pada risko sistematis terhadap surat berharga yang diterbitkan. 

Kegunaan CAPM

  • Menggambarkan Hubungan Risiko Tiap Aset

CAPM akan menjelaskan keadaan dimana hubungan antar resiko setiap aset ketika dalam keadaan seimbang. Modal ini harus banyak dipelajari karena modelnya yang seimbang dan terus mengalami perkembangan.

  • Menggambarkan Hubungan Resiko dengan Return

Jenis model ini juga akan menggambarkan hubungan risiko dengan pengembalian (return) yang diajukan. Nah, model ini cenderung mengembalikan surat berharga pada tingkatan yang bebas. Adapun risiko yang ditimbulkan biasanya berupa risiko sistematis dari surat berharga.

Cara Menghitung CAPM

Setelah memahami penjelasan dari CAPM, selanjutnya Anda perlu mengetahui rumus yang digunakan untuk menghitung CAPM. 

Ekspetasi Pengembalian (Return) = Cost of Equity = Rf + β*(Rm – Rf)

Catatan:

Rf = Risk free rate (investasi tanpa resiko)

β (beta) = Risiko yang non diversifiable

Rm = Market Return, di Indonesia menggunakan return IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) 

Contoh Studi Kasus Perhitungan CAPM

Berdasarkan ilustrasi di bawah ini, berapakah cos of equity PT XYZ pada tahun ini?

PT XYZ di rentang tahun 2019 s/d 2020 tidak lagi berbagi dividen. Sehingga untuk menghitung Cost of Equity dengan menggunakan data dividen sulit dilakukan. Adapun kasus PT XYZ saat itu calon investor bisa memanfaatkan metode CAPM. 

Adapun untuk mendapatkan cost of equity ini, diperlukan tiga variabel yang harus digunakan yaitu beta, market return, dan risk free rate. 

  • Mencari Risk Free Rate

Adapun risk free rate yang bisa digunakan misalnya BI 7 day repo rate. Nah, nilai ini bisa diasumsikan sebagai  investasi tanpa resiko atau dikenal sebagai marginal investor. Adapun BI 7 day rate nilainya adalah sebesar 4.75% per 15 Juni 2020.

  • Menentukan Nilai Market Return 

Adapun nilai market return yang digunakan adalah IHSG pada periode 11-12 tahun terakhir. Nah, data yang digunakan bisa berupa data bulanan. Adapun metode perhitungan market return ini sebenarnya cukup ringkas. 

Data yang diambil adalah berupa data adjustment close yang bisa menyimpan aset berupa IHSG per bulan. Adapun perhitungan yang bisa dilakukan adalah menggunakan rumus:

Return IHSG periode n = (Harga IHSGperiode n+1 – Harga IHSGperiode n) / Harga IHSGperiode n

Melalui rumus di atas, harga periode yang ada saat ini dikurangi harga periode sebelumnya. Setelah itu, hasilnya dibagi dengan harga periode sebelumnya.

Setelah menghitung return atau pengembalian per periode, selanjutnya adalah menghitung rata-rata menggunakan rata-rata geometric. Hal ini dilakukan agar return yang didapatkan bukan berasal dari situasi yang independen. 

Dengan demikian, jangan sampai terjadi kekeliruan dalam menghitung return asset. Oleh sebab itu, sebaiknya tidak menggunakan rata-rata aritmetika biasa. Untuk dapat menggunakan rata-rata geometric, nilai return harus berupa angka positif. 

Jika Anda mengerjakannya dalam sebuah spreadsheet, maka formula yang digunakan adalah =GEOMEAN(). Setelah itu, hasilnya perlu dikurangi dengan angka 1 agar datanya menjadi positif. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan market return bulanan (IHSG).

Berdasarkan perhitungan di atas, maka nilainya adalah 1.220851921%. Setelah itu, return bulanan dubah menjadi return tahunan menggunakan rumus sebagai berikut.

Return tahunan = (1+return bulanan)(jumlah bulan dalam 1 tahun) – 1 = (1+return bulanan)12 -1 maka hasilnya adalah Rm (Return market) = 15.67509%.

  • Menghitung Nilai Beta

Pada dasarnya, Anda bisa memanfaatkan berbagai macam cara untuk menghitung nilai beta. Namun, kali ini bisa menggunakan cara ringkas saja. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan regression beta. 

Nah, nilai beta kali ini berupa gradien dari persamaan antara return aset dan return market yang sudah dihitung. 

Beta = Covariansi(return asset, return market)/Variansi(return market)

Adapun jika menggunakan sebuah fungsi, maka tinggal memasukkan –SLOPE(data y, data x) untuk mendapatkan nilai beta.

Dalam hal ini, data y merupakan nilai return dari aset yang dipilih (saham PT Axiata). Sedangkan untuk data x sendiri merupakan market return atau return dari IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

Melalui berbagai perhitungan di atas, maka nilai beta yang didapatkan yaitu= 0.781277281. Apabila semua data sudah didapatkan, maka tinggal dimasukkan ke dalam rumus.

Cost of Equity = Rf + beta*(Rm-Rf) = 4.75% + 0.781277281*(15.67509%-4.75%) = 13.28553%. 

Melalui perhitungan di atas, bisa didapatkan bahwa nilai cost of equity dari PT XYZ pada periode tersebut adalah sebesar 13.28553%. Tak heran jika perhitungan jenis cost ini perlu dilakukan dengan teliti sesuai ilustrasi di atas. 

CAPM adalah bahasan yang penting dipelajari di bidang investasi, terutama pada instrumen surat utang. Dengan memahami pembahasan di atas, diharapkan Anda bisa menentukan nilai return investasi berdasarkan periode tertentu. 

0 Response to "Pengertian CAPM, Kegunaan, Cara Menghitung dan Studi Kasus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel