Pengertian Konglomerasi, Konsep, dan Dampak Positif Maupun Negatifnya

Dalam dunia bisnis, tentu sering ditemukan istilah konglomerasi. Konglomerasi adalah perusahaan besar (induk) yang beranggotakan berbagai macam anak perusahaan di bawahnya yang masing-masing bergerak dalam bidang usaha bermacam-macam. Konglomerasi perusahaan artinya perusahaan induk memiliki bermacam-macam anak perusahaan. 

Holding company atau perusahaan induk adalah entitas bisnis yang tidak menjalankan proses produksi apa pun, menyediakan atau menjual produk atau layanan apa pun, atau melakukan operasi bisnis lainnya. Sebaliknya, tugas yang dilakukan oleh perusahaan induk adalah memegang saham pengendali di perusahaan lain.

Untuk saat ini, perusahaan yang memiliki anak usaha dengan bidang usaha yang beragam harus memiliki induk konglomerasi. Lalu, bagaimana konsep dari konglomerasi itu sendiri? Dan bagaimana dampak positif dan negatifnya. Simak penjelasan mengenai konglomerasi a pada uraian di bawah ini.

Astra, salah satu emiten konglomerasi berkinerja baik


Apa itu Konglomerasi?

Konglomerasi adalah perusahaan yang punya bisnis beragam, bahkan antar satu bisnis dengan bisnis lain tidak ada kaitannya.

Definisi lain dari konglomerasi adalah penggabungan-penggabungan beberapa perusahaan sehingga menjadi perusahaan yang lebih besar yang membawahi banyak perusahaan. Konglomerasi ini dilakukan dengan melakukan korporasi dengan perusahaan lain yang dianggap mempunyai visi yang sama. Pembentukan konglomerasi ini dapat dilakukan dengan cara kepemilikan saham, akuisisi, atau joint venture / merger. 

Sebagai contoh adalah beberapa perusahaan media. Ada Trans7 dan Trans TV berada di bawah holding company, yakni Trans Corp yang dikuasai oleh Chairul Tanjung; Lalu, Global TV, RCTI, MNC TV, dan  iNews Tv bergabung dalam Group MNC yang dikuasai oleh Hary Tanoesoedibyo; Kemudian, ada TV One dan ANTV bernaung di bawah bendera Bakrie Group dengan pemiliknya adalah Abu Rizal bakrie. Dan masih banyak lagi lainnya.


Konsep Konglomerasi

Adapun konsep konglomerasi yang selama ini digunakan oleh pelaku bisnis ada dua jenis, yaitu:

1. Konglomerasi sebagai perusahaan induk

Maksudnya adalah perusahaan berperan memiliki kapasitas pengawasan, utamanya mengawasi keputusan manajemen anak perusahaan di bawahnya.

Dalam hal ini, perusahaan induk adalah jenis perusahaan yang mengatur keuangan untuk mengendalikan kepentingan anak perusahaannya. Ia dapat mengatur kebijakan yang diambil oleh anak perusahaan dan mengawasi keputusan manajemennya, akan tetapi perusahaan induk tersebut tidak berpartisipasi secara aktif dalam menjalankan operasi sehari-hari dari anak perusahaan tersebut.


2. Konglomerasi sebagai penyokong utama gurita bisnis

Maksudnya adalah konglomerasi sebagai penyokong perusahaan induk, maka perusahaan ini dilindungi dari kerugian yang diakumulasikan oleh anak perusahaan. Jadi, jika anak perusahaan mengalami pailit, maka kreditornya tidak dapat menagih ke perusahaan induk.

Meski perusahaan induk dapat mengendalikan manajer dari anak perusahaan yang dimilikinya, para manajer tersebut pada akhirnya bertanggung jawab atas operasi mereka sendiri.

Dampak Positif dan Negatif Konglomerasi

Peran besar dari sebuah konglomerasi perusahaan telah banyak membawa dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan. Adapun dampak positif lainnya terkait dengan konglomerasi baik bagi perusahaan induk itu sendiri maupun anak perusahaannya adalah:

  • Jika konglomerasi perusahaan dilakukan dengan tepat dan benar, maka kewajiban utang satu anak perusahaan tidak akan memengaruhi anak perusahaan lainnya. Dengan demikian, dampak positif dari konglomerasi adalah untuk mewujudkan perkembangan bisnis yang berkelanjutan. Karena jika satu anak perusahaan dinyatakan pailit, hal itu tidak akan berdampak pada yang lain.
  • Konglomerasi dapat melayani tujuan melindungi aset pribadi individu. Karena dengan holding company, maka aset tersebut secara teknis dipegang oleh korporasi, bukan individu. Akibatnya, individu tersebut terlindungi dari tuntutan hukum, utang perusahaan, dan risiko lainnya.
  • Mampu menurunkan biaya modal (cost of capital) yang dibutuhkan oleh anak perusahaan. Dengan menggunakan jaminan hilir, holding company dapat menjaminkan pinjaman atas nama anak perusahaan. Oleh karenanya, hal ini dapat membantu perusahaan memperoleh pembiayaan utang dengan suku bunga yang lebih rendah. Karena mendapatkan dukungan dan kekuatan dari perusahaan induk, risiko anak perusahaan dari gagal bayar utangnya turun drastis.

Sementara itu dampak negatif yang dikhawatirkan dari konglomerasi ini adalah ketika bisnis konglomerasi itu terganggu, yaitu OJK mencemaskan risiko sistemik mengintai perekonomian nasional. Karena jika salah satu perusahaan konglomerasi kolaps maka dapat berisiko besar terhadap ekonomi nasional.

0 Response to "Pengertian Konglomerasi, Konsep, dan Dampak Positif Maupun Negatifnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel