Pengertian Laba Ditahan, Manfaat, Cara Menghitung Dan Contohnya

Mengenal Laba Ditahan, Manfaat dan Cara Menghitungnya - Ketika menjalankan sebuah bisnis, mendapatkan laba menjadi salah satu tujuan. Dalam ilmu keuangan, Anda akan mengenal jenis laba ditahan. Laba ditahan adalah salah satu informasi krusial yang wajib dipahami oleh pebisnis,baik yang baru merintis atau pemain lama.

Setiap perusahaan perlu menghitung laba ditahan dengan disiplin. Jangan sampai salah dalam perhitungannya kaena akan berpengaruh terhadap neraca keuangan perusahaan. Untuk lebih jelasnya mengenai apa itu laba ditahan, manfaat dan cara menghitungnya, simak ulasannya berikut ini.



Pengertian Laba Ditahan

Laba ditahan adalah jenis laba yang tidak dibagi dalam sebuah bisnis. Istilah ini juga dikenal sebagai retained earning. Dengan kata lain, jenis laba ini melingkupi keseluruhan atau sebagian laba yang diperoleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu setelah dibagi ke pemegang saham dalam bentuk dividen. 

Laba ditahan merupakan bagian dari neraca keuangan perusahaan yang perlu dipahami. Adapun yang dimaksud dividen merupakan pembagian laba sesuai persentase kepemilikan saham perusahaan. 

Manfaat Laba Ditahan

Ada beberapa manfaat dari adanya laba ditahan, yaitu:

1. Membayar Hutang Perusahaan

Manfaat retained earning atau laba ditahan yang pertama yaitu agar bisnis yang dijalankan bisa terjaga nama baiknya. Hal ini berhubungan dengan sejumlah hutang yang harus dibayarkan. 

Oleh karena itu, perusahaan perlu merencanakan pembayaran hutang dengan jenis laba ini sebelum jatuh tempo. 

2. Membiayai Operasional Perusahaan

Sebuah perusahaan harus memiliki dana yang cukup untuk menjalankan operasionalnya, baik dalam kas besar maupun kas kecil. Adapun pembiayaan ini dilakukan agar perusahaan tetap beroperasi sesuai dengan tujuan bisnis agar berkembang lebih besar lagi. 

Dibanding dibagikan kepada para pemegang saham, laba yang lebih kecil biasanya lebih dialokasikan pada operasional perusahaan. Tentunya, hal ini dilakukan atas persetujuan pemegang saham perusahaan. 

3. Digunakan Sebagai Modal Cadangan

Manfaat lainnya yang bisa didapatkan dari laba ditahan adalah bisa digunakan sebagai cadangan modal. Terutama saat perusahaan mengalami masalah finansial. 

Melalui persediaan dana ini, laba tersebut bisa menjadi dana tambahan agar perusahaan tetap beroperasi. Tentunya, hal ini lebih baik dibanding harus meminjam uang dari yang cukup besar dari pihak bank. 

4. Sebagai Perkembangan atau Investasi Perusahaan di Masa Mendatang

Pada dasarnya, sebuah perusahaan membutuhkan inovasi agar bisa terus menanjak. Perusahaan yang statis tanpa perkembangan bisa tertinggal hingga akhirnya gulung tikar. Nah, laba yang ditahan bisa digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan perusahaan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba Ditahan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba ditahan adalah:

1. Penyesuaian Nilai Rupiah dengan Periode Sebelumnya

Nilai tukar rupiah yang berubah-ubah nyatanya memang berpengaruh terhadap perhitungan laba perusahaan. Tak heran jika akuntan harus menahan laba yang ada agar tetap memberikan keuntungan. 

2. Perubahan Manajemen Perusahaan

Sebuah perusahaan perlu membuat laporan laba ditahan apabila terjadi perubahan struktur organisasi dalam menajemen. Hal ini agar manajemen penggantinya bisa menyesuaikan diri ketika mengambil alih pengelolaan keuangan perusahaan. 

3. Adanya Kesalahan Laporan Keuangan Periode Sebelumnya

Kesalahan dalam membuat laporan keuangan harus segera diatasi. Salah satunya dengan menghitung ulang laporan laba yang ditahan yang sesuai dengan kenyataan. 

4. Perubahan Metode Perhitungan

Metode perhitungan yang berubah membuat laba ditahan juga berubah. Misalnya jika metode perhitungan berbasis bulanan diubah menjadi mingguan, maka hal tersebut akan rancu. 

Hasil perhitungannya akan membingungkan akuntan perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan laporan laba ditahan agar bisa menahan hasil modal yang ada.

5. Perubahan Kinerja Akuntansi Periode Sebelumnya

Adanya perubahan cara kerja akuntansi perusahaan juga bisa mempengaruhi laba ditahan. Perbedaan ini bisa dilihat dari periode sebelumnya. Perhatikan jika ada perubahan yang cukup signifikan sehingga mempengaruhi laba ditahan. 

Cara Menghitung Laba Ditahan

Laba ditahan menjadi salah satu perhitungan laporan yang penting dilakukan secara rutin per periode. Sebuah perusahaan agar bisa beroperasi dengan baik dan bisa mencapai tujuan bisnisnya perlu membuat laporan ini dengan baik. 

Oleh karena itu, Anda perlu memahami cara menghitung laba ditahan terlebih dahulu yaitu sebagai berikut. 

1. Hitung Laba Kotor 

Komponen yang perlu dihitung pertama kali adalah laba atau keuntungan kotor dari perusahaan, yaitu sebagai berikut.

Laba Kotor=Angka Penjualan–Harga Pokok

2. Hitung Laba Operasional 

Jika nominal laba kotor sudah didapatkan, selanjutnya adalah menghitunga laba operasional perusahaan menggunakan rumus berikut ini.

Laba Operasional=Laba Kotor-Biaya Operasional

3. Hitung Laba Bersih Sebelum Pajak

Perhitungan selanjutnya laba ditahan adalah dengan menghitung laba bersih sebelum pajak. Pada dasarnya, perhitungan ini dilakukan dengan mengurangi laba operasional dengan bunga, amortisasi, dan depresiasi. 

Laba Bersih sebelum Pajak=Laba Operasional-(Bunga+ Amortisasi+Depresiasi)

Adapun depresiasi dan amortisasi diartikan sebagai penyusutan nilai aktiva, baik yang  berwujud dan tidak berwujud. 

4. Hitung Laba Bersih setelah pajak

Perhitungan dilanjutkan dengan menghitung laba bersih setelah pajak, berikut perhitungannya. 

Laba Bersih setelah Pajak=Laba Bersih sebelum Pajak-Tarif Pajak.

5. Hitung Nilai Laba Ditahan

Apabila laba bersih setelah pajak sudah didapatkan, selanjutnya langsung menghitung nilai laba ditahan dengan rumus:

Laba Ditahan=Laba Bersih setelah Pajak-Dividen

Contoh Perhitungan Laba Ditahan

PT XYZ di akhir tahun 2020 memiliki laba ditahan kumulatif sebesar Rp615 juta. Selama tahun 2020, perusahaan tersebut menghasilkan laba bersih sebesar Rp20.1 juta. Sedangkan ada dividen yang harus dibayarkan sebesar Rp5.5 juta. 

Pertanyaannya, berapakah saldo akhir laba ditahan dari bisnis yang dijalankan?

Jawaban:

  • Rp20.1 juta-Rp5.5 juta=Rp14.6 juta
  • Rp615 juta+Rp14.6 juta=Rp629.6 juta

Melalui perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nominal laba yang ditahan dari bisnis yang dijalankan adalah sebesar Rp629.6 juta. 

Laba ditahan adalah salah satu komponen yang harus ada dalam laporan keuangan rutin perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan tidak boleh meremehkan jenis laba ini mengingat sifatnya yang begitu krusial.

0 Response to "Pengertian Laba Ditahan, Manfaat, Cara Menghitung Dan Contohnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel