Perbedaan Bullish dan Bearish, Cara Menentukan, Penyebab, dan Contohnya

Perbedaan bullish dan bearish penting dipahami bagi Anda yang mulai belajar tentang saham. Kedua istilah ini akan cukup sering diperdengarkan untuk menjelaskan opini pasar kepada trader. Oleh karena itu, pemahaman kedua istilah ini sebaiknya dibuat semudah mungkin.

Anda bisa dengan mudah mengetahui pergerakan pasar. Di situasi tertentu, trader bisa menindaklanjuti apakah bisa mengambil keuntungan saat aset naik maupun turun. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak ulasan mengenai bullish dan bearish berikut ini.


Perbedaan Bullish dan Bearish

1. Bullish

Bullish merupakan kondisi dimana pasar saham sedang bagus dan harga aset terus meningkat. Jika dianalogikan, maka situasinya bagaikan seekor banteng (bull) yang sedang menyerang dengan tanduknya ke atas. 

Adapun penilaian bullish sendiri dapat dikategorikan berdasarkan kerangka waktu sebagai berikut. 

  • Bullish Jangka Pendek

Ketika harga aset diprediksi akan meningkat dalam waktu beberapa jam, beberapa hari, atau minggu maka keadaan ini disebut bullish jangka pendek. Aset tersebut mungkin masih menurun, namun diprediksi akan terjadi bullish. 

Oleh karena itu, para investor perlu melakukan analisis teknikal dengan mencari titik reversal atau pembalikan harga. Adapun pembalikan harga yang dimaksud merupakan sinyal untuk menjual maupun membeli aset tersebut. 

  • Bullish Jangka Panjang

Disebut bullish jangka panjang ketika keadaan aset diprediksi meningkat dalam kurun satu tahun atau lebih. Kondisi ini dipercaya sebagai sinyal beli aset yang sangat kuat bagi partisipan saham. Hal ini karena peluang profit dari dividen dan capital gain yang sudah terlihat. 

2. Bearish

Istilah bearish ini pada dasarnya memiliki makna berlawanan dengan bullish dalam dunia trading. Anda bisa membayangkannya seperti seekor beruang (bear) yang menggarukkan cakar ke bawah ketika menyerang musuh.

Jadi, cukup jelas perbedaan bullish dan bearish, kan? Bearish berarti kondisi pasar saham sedang buruk dan harga aset terus menurun.

Cara Menentukan Sinyal Bullish dan Bearish

Setelah memahami perbedaan bullish dan bearish, selanjutnya Anda perlu memahami tentang sebuah saham atau pair mata uang itu bullish ataukah bearish. Hal ini bisa diketahui dengan melakukan analisis pasar, baik secara teknikal maupun fundamental. 

1. Melalui Analisis Fundamental

Analisis seperti ini akan membantu investor maupun trader dalam mengevaluasi proyeksi nilai aset di masa mendatang. Contoh dari analisis fundamental adalah ketika perekonomian di Amerika Serikat dalam keadaan baik, maka nilai tukar USD diprediksi akan bullish. 

Selain itu, ketika sebuah perusahaan publik memiliki utang yang besar dan merugi, maka harga sahamnya akan bearish. 

2. Melalui Analisis Teknikal

Sementara itu, analisis teknikal bisa dilakukan dengan memantau grafik harga dengan memperhatikan indikator tertentu, berikut contohnya. 

Ketika seorang trader menganalisis secara teknikal mata uang AUD/USD, biasanya ia akan menggunakan indikator Moving Average. Pada grafik AUD/USD dengan frame harian, ia akan menerapkan Moving Average 50-Day.


Jika grafik tersebut mampu memisahkan bagian MA-50 Day dari bawah ke atas dan mencetak satu candle di atas garis, maka sinyal tersebut menandakan bullish. Sementara itu, apabila grafik berbalik arah turun ke bawah garis MA-50 Day, maka diperkirakan akan terjadi bearish. 

Investor bisa memantau grafik bertipe candlestick misalnya pada IHSG pada garis waktu bulanan (1M). Melalui grafik tersebut, akan terlihat pola candlestik Bearish Engulfing yang cukup jelas. Jadi, bisa disimpulkan bahwa sinyal tersebut cukup kuat untuk memprediksi terjadinya bearish.

Baca juga: Pengertian Bullish Engulfing dan Cara Menggunakannya

Tak heran jika pergerakan IHSG pun akan diperkirakan menurun. Selain itu, masih banyak pola-pola candlestick yang bisa dipahami dan menunjukkan sinyal terjadinya bullish maupun bearish. 

Penyebab Bullish dan Bearish

Pada dasarnya, selalu ada alasan mengapa sebuah harga saham kerap kali berubah-ubah. Baik mengalami kenaikan maupun penurunan secara signifikan. Adapun penyebab dari perubahan tersebut perlu diperhatikan di pasar modal.

Dengan demikian, Anda akan memiliki rencana kedepannya sebelum melakukan trading. Adapun penyebab dari bullish dan bearish sendiri dibagi menjadi dua, yaitu faktor fundamental dan faktor euforia pasar. 

Faktor fundamental adalah kondisi pasar saham yang menguat dan menurun dalam waktu lama. Sebaliknya, euforia pasar hanya bersifat sementara dan cepat berlalu. Dalam dunia trading forex, bullish dan bearish bergitu saling berhubungan kuat. 

Kedua kondisi tersebut berkaitan dengan pasangan mata uang dalam keadaan base currency. Ketika base currency naik, maka nilai mata uang akan menguat. Nah, kondisi ini dikenal dengan istilah uptrend.

Begitu pula jika sebaliknya, ketika base currency menurun, maka nilai mata uang pun melemah. Kondisi ini disebut sebagai downtrend

Misalnya ketika pair mata uang Rupiah dan Yen mengalami bullish dan bearish, Yen akan menjadi  base curreny dan menguat. Sementara itu, mata uang IDR akan melemah. 

Contoh Bullish dan Bearish

Agar mudah memahami perbedaan bullish dan bearish, berikut ini kami berikan contoh bullish dan bearish.

1. Contoh Bullish

Misalnya ketika seorang investor bullish terhadap mata uang EUR/USD, artinya ia meyakini bahwa  mata uang Euro akan terus meningkat terhadap USD. Maka dalam hal ini grafik EUR/USD diprediksi bergerak naik. 

2. Contoh Bearish

Ketika suatu aset diprediksi bearish, artinya harganya akan merosot. Misalnya ketika seorang investor hari ini bearish terhadap USD/JPY, maka ia mempercayai nilai USD terus menurun nilainya terhadap mata uang Yen. 

Tidak hanya terhadap mata uang, investor juga bisa meyakini terjadinya bearish pada saham maupun komoditas. Berdasarkan prediksi bearsih yang tersebut, ia akan menjual aset dan menutupnya jika setelah penjualan dibuka.

Dengan memahami perbedaan bullish dan bearish, maka kegiatan trading yang dilakukan jadi lebih penuh perhitungan. Investor jadi mengetahui langkah apa yang harus dilakukan ketika kondisi aset sedang bullish. 

Begitu pula dalam dunia forex, memahami aset yang bullish maupun bearish sangat berpengaruh akan nilanya di masa mendatang.

0 Response to "Perbedaan Bullish dan Bearish, Cara Menentukan, Penyebab, dan Contohnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel