Mengenal Account Receivable, Jenis, Cara Menghitung, dan Contoh Kasus

Tidak semua orang paham dengan istilah account receivable yang merupakan suatu aktivitas piutang dagang. Nah, istilah tersebut mengacu pada kegiatan penagihan yang dilakukan oleh penjual kepada konsumennya untuk membayar produk atau jasa yang sebelumnya sudah diterima oleh konsumen.

Dengan kata lain pelaku yang berperan dalam kegiatan piutang dagang dengan pelakunya yaitu ada penjual dan pembeli. Nah, account receivable dicatat ke dalam akun buku besar piutang. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh penjual dan konsumen yang berstatus baik dalam bentuk usaha perorangan maupun badan/perusahaan.

Dengan adanya pencatatan piutang tersebut maka Anda lebih tahu berapa keuntungan yang diperoleh.




Pengertian Account Receivable

Account Receivable adalah suatu transaksi penagihan yang dilakukan oleh penjual kepada pembeli setelah menerima barang atau jasa atau lebih dikenal dengan sebutan piutang dagang.

Kegiatan ini dicatat ke dalam buku besar piutang apabila seorang pembeli melakukan transaksinya secara kredit. Jadi, saat konsumen melakukan pembayaran ketika barang diterima maka pencatatan piutangnya dilakukan dengan menuliskan invoice kepada pembeli.

Pencatatan account receivable dijadikan sebagai salah satu cara untuk menghindari kerugian karena adanya pihak yang berhutang.

Dalam aktivitas ini perusahaan biasanya memiliki pegawai yang mengurusi masalah piutang ini. Adapun tugas dari Account Receivable (AR) adalah sebagai berikut:

  1. Memastikan semua piutang perusahaan telah tercatat dengan baik dan benar.
  2. Memastikan overdue piutang perusahaan sesuai dengan kesepekatan yang telah diambil dengan pihak terkait, misalnya 0–30 hari, 31–60 hari, dan seterusnya.
  3. Memastikan prosedur penagihan piutang, telah dilakukan sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur), misalnya mengirimkan SP 1,2 dan 3 untuk piutang yang sudah waktunya jatuh tempo.
  4. Menyiapkan laporan yang diperlukan oleh pihak manajemen sehubungan dengan dept AR
  5. Membantu dan bekerjasama dengan Accounting Dept dalam menyiapkan laporan keuangan


Perbedaan Account Receivable dan Account Payable




Istilah account payable dan receivable memang sering didengar dalam dunia perekonomian. Tentu saja, kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan.

Account payable adalah kewajiban pihak pembeli atau konsumen kepada pihak penjual yang harus diselesaikan dalam waktu yang sudah disepakati sesuai dengan perjanjian terkait dengan utang dagang. Disini berarti pihak perusahaan yang melakukan hutang kepada pihak lain kemudian dicatat dalam buku hutang.

Sedangkan, account receivable lebih mengarahkan Anda sebagai pelaku penagihan kewajiban pembayaran dari pihak lain. Disini berarti pihak perusahaan yang memberikan hutang kepada pembeli atau konsumen yang dicatat dalam buku piutang.

Jenis Account Receivable

Dalam laporan perusahaan maka Anda akan menjumpai adanya jenis-jenis account receivable atau piutang yang dibagi menjadi empat kelompok yaitu:


1. Jenis Trade Receivable 

Trade Receivable yaitu transaksi yang berupa penagihan dari penyerahan barang atau jasa yang sudah dilakukan kepada konsumen. Jenis piutang ini yang paling lancar dibandingkan dengan jenis piutang non dagang karena penagihannya dilakukan dalam waktu paling lama 90 hari tanpa memberikan bunga.


Dengan demikian penagihan yang lewat tempo maka akan dikenakan denda, resikonya banyak konsumen yang tidak membayar piutang tersebut sehingga membuat pihak perusahaan menjadi rugi.


2. Non-trade Receivable 

Jenis Non-trade receivable berbeda dengan piutang dagang atau jenis piutang yang satu ini tidak berasal dari pemberian barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumennya.

Lalu yang dimaksudkan dengan kegiatan non trade receivable yaitu adanya transaksi penjualan efek atau properti dari perusahaan yang pembayarannya belum diterima, adanya deposit yang dikeluarkan atas adanya kegiatan kontrak, klaim kerugian atas barang rusak yang belum diterima ganti uangnya, dan diskon yang diberikan saat pembelian kepada konsumen.

3. Piutang Tak Tertagih

Piutang tak tertagih yaitu transaksi dimana Anda dapat mengalami kondisi saat beberapa konsumen tidak melakukan pembayaran hutang yang tertagih . Dengan demikian maka Anda harus melakukan tindakan sebagai solusi penanganan yang tepat.


Contohnya, saat perusahaan tidak menyediakan fasilitas penjualan kredit maka kegiatan pembelian oleh konsumen harus dibayarkan secara tunai atau dengan menggunakan kartu kredit sehingga pihak perusahaan memindahkan resiko piutang tak tertagih pada pihak perusahaan kartu kredit.


4. Piutang Lainnya

Piutang Lainnya yaitu jenis piutang yang mencakup piutang pajak, piutang bunga, dan piutang karyawan yang mirip dengan wesel tagih sehingga piutang dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun kemudian dikelompokkan menjadi aset lancar.


Dengan demikian perkiraan piutang tersebut tergolong piutang tertagih atau tidak baru dapat diketahui saat sudah satu tahun.


Cara menghitung Accounts Receivable 

Bagaimana cara menghitung accounts receivable? Tentu saja, Anda dapat menggunakan rumus berikut ini.


Accounts Receivable Days = (Piutang dagang : Penjualan) x Jumlah hari dalam setahun.

Contoh Kasus Account Receivable

Perusahaan memiliki rata-rata piutang Rp. 3 miliar dengan jumlah penjualan selama setahun yaitu Rp. 10 miliar sehingga nilai accounts receivable days sebagai berikut ini:

Rp. 3 miliar : Rp. 10 miliar x 365 hari = 83 hari

Nah, dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diartikan bahwa pihak perusahaan harus menagih piutangnya kepada konsumen dalam tempo 83 hari sehingga dapat meminimalisir adanya kerugian. 

Tetapi, Anda harus mengetahui bahwa accounts receivable digunakan untuk menghitung faktur yang belum lunas sehingga tidak memberikan bayangan bahwa faktur tersebut dapat dilunasi atau tidak sehingga manajemen perusahaan disarankan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin pada buku piutang yang tak tertagih.

Contoh Account Receivable

Citra ingin membeli seperangkat komputer baru dengan harga 6.000.000 tetapi tidak ada dana pada saat penjualan sehingga pihak penjual computer tersebut akan mencatat 6.000.000 dalam piutang mereka. Saat Citra melunasinya maka uang tersebut akan kembali pada jumlah penjualan atau kas.

Apabila Citra tidak membayar seperangkat komputer yang telah dibelinya tersebut dalam waktu 30 hari maka uang tersebut akan tetap ada dari dana perusahaan jika akan mengeluarkannya. Piutang yang belum dibayarkan maka sebaiknya perusahaan menghubungi konsumen atau melakukan pihak ketiga untuk menagih Citra.

Pihak perusahaan memang sebaiknya memastikan piutang yang dilakukan oleh Citra akan dibayarkan tepat waktu agar tidak mengalami kerugian sehingga Anda harus benar-benar menjalankan sistem akuntansi dalam transaksi perusahaan agar dapat mencatat piutang usahanya secara otomatis sehingga akan terpantau dengan jelas.

Piutang Citra dikelompokkan dengan piutang konsumen lainnya yang disatukan dalam waktu beberapa minggu lalu dicatat sebagai aset pada neraca perusahaan.

Demikianlah pembahasan lengkap mengenai Account receivable atau piutang usaha yang harus Anda ketahui. Account receivable adalah uang yang dihutangi kepada pihak konsumen atau pelanggan kepada Anda berupa pembelian barang atau jasa yang di masa lalu.

0 Response to "Mengenal Account Receivable, Jenis, Cara Menghitung, dan Contoh Kasus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel