Mengenal Perbedaan B2B, B2C, C2C, dan B2G Lengkap dengan Contohnya

Seorang marketing pemula memang harus memahami pengertian dan perbedaan B2B, B2C, C2C, dan B2G sebagai ilmu bisnis agar dapat digunakan sebagai strategi marketing yang mendukung usaha yang dijalankan. Bagi orang awam, istilah tersebut memang hampir mirip seperti memiliki makna yang sama, tetapi ternyata ketiga istilahya memiliki makna yang berbeda-beda.

Tentu saja, ketiga istilahnya tersebut mempunyai peran atau dampak yang positif pada bidang marketing sehingga dapat dijalankan secara berdampingan. 

Anda juga sebaiknya mengetahui perbedaan diantara ketiganya agar mengetahui strategi mana yang cocok untuk dipilih dan dijalankan.





Apa itu B2B, B2C, C2C, dan B2G?

B2B (Business to Business) adalah model penjualan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis dengan pelaku bisnis yang berperan dalam kegiatan bisnis tersebut. 

Sedangkan, B2C (Business to Consumer) yaitu model penjualan yang dilakukan oleh konsumen dengan pelaku bisnis. 

Kemudian C2C (Customer to Customer) merupakan model bisnis yang dijalankan oleh konsumen marketplace lalu diperjualbelikan kepada konsumen lainnya.

B2G (business to government) merupakan model bisnis untuk menjual produk, layanan, atau informasi dengan target sasaran lembaga pemerintah.


Mengenal Perbedaan B2B, B2C, C2C, dan B2G Secara Lebih Mendalam

Perbedaan antara B2B dan B2C terletak pada target pembelinya. Sedangkan, C2C dan B2G lebih fokus pada pelaku bisnis yang sebenarnya adalah seorang konsumen. Perbedaan antara ketiganya memang tidak terlihat sehingga Anda harus memahaminya lebih detail lagi dalam penjelasan di bawah ini.


1. Strategi Marketing

Strategi marketing B2B, B2C, C2C, dan B2G sama-sama bersifat emosional yang membuat para calon pembeli atau konsumennya merasa bangga, senang, dan ingin membeli lagi produk yang ditawarkan di kemudian hari.


Dengan tujuan agar reputasi perusahaannya meningkat, hanya saja strategi B2B, B2C dilakukan dengan cara yang lebih menarik menggunakan iklan. Sedangkan, C2C, dan B2G menggunakan strategi promosi yang mengandalkan diskon dan promo besar-besaran.


2. Target Audiens atau Pasar

Ternyata model marketing B2B, B2C, C2C, dan B2G pasti memiliki target pasar yang berbeda karena B2B fokus menjual produknya pada orang yang menjalankan bisnis. Sedangkan, B2C menjual produknya pada konsumennya langsung sehingga perbedaannya sangat terlihat jelas.


Apabila dilihat dari target audience secara kuantitas maka prospek pasar B2C, C2C, dan B2G lebih kecil karena kelompok produsennya lebih kecil dibandingkan dengan konsumen. Dengan demikian B2B juga mempunyai potensi penjualan lebih kecil dibanding B2C, C2C, dan B2G karena peluang penjualannya sangatlah luas dan tidak terbatas. 


3. Jumlah Pembelian dan Harga

Marketing mempunyai subjek pembeli yang akan memberikan dampak cukup signifikan dengan jumlah barang yang dibeli dengan harga produknya. B2B tidak harus menjual produknya dalam kuantitas besar untuk mendapatkan keuntungan besar dari harga per unitnya.

Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa model marketing B2B akan terjadi dalam kuantitas yang berjumlah banyak.

Nah, pada model B2C, B2G, dan C2C terdapat tuntutan untuk menjual produk dengan kuantitas yang sedikit tetapi keuntungan yang lebih banyak dengan harga  murah.


4. Motivasi

Ternyata Anda juga harus memahami motivasi pembeli agar dapat menjalankan strategi marketing dengan maksimal. Nah, motivasi model B2B yaitu dilihat dari efisiensi produk, investasi, dan  memaksimalkan profit sehingga produk yang dijual memang dapat menguntungkan pihak perusahaan.

Model bisnis B2C, C2C, dan B2G ada cukup banyak mulai dari mencoba model baru, promo, hadiah, dan motivasi lainnya sehingga pembeli bisnis B2C dapat melakukan pembelian berdasarkan keinginannya dengan pertimbangan logis.

Tetapi, pembeli B2C, C2C, dan B2G lebih fokus menggunakannya untuk kebutuhannya tanpa berpikir untuk menjualkan lagi produknya untuk mendapatkan keuntungannya.

5. Pengambilan Keputusan

Konsumen bisnis B2B biasanya melakukan pertimbangan secara logis sehingga pihak mereka melakukan banyak pertimbangan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang untuk membeli suatu produk.

Sedangkan, pembeli produk B2C, C2C, dan B2G dapat melakukan pengambilan keputusan secara individu karena pihak perusahaan hanya menggunakan produknya untuk digunakan oleh kebutuhan pribadi mereka saja sehingga tidak ada pihak lain yang dimintai pertimbangan sesudah B2B sehingga transaksi yang dilakukan lebih mudah.


6. Hubungan Penjual dengan Pembeli

Dilihat dari hubungan antara penjual dan pembeli bisnis B2B , B2C, C2C, dan B2G yang berbeda karena dipengaruhi oleh proses pengambilan dan motivasi untuk mengambil keputusan. Seorang penjual dan pembeli B2B dapat membangun hubungan yang baik dalam jangka waktu yang panjang. Reputasi menjadi faktor terpenting dalam menjalankan bisnis model B2B.

Perbedaannya dengan model B2C, C2C, dan B2G yang mempunyai pihak bisnis individual sehingga hubungan yang antara pembeli dan penjual lebih singkat. Terlebih saat ada promo maka kegiatan jual belinya dapat diingat secara cepat. Kondisi tersebut berpengaruh kepada para pelanggan B2C yang mudah membeli produk ke penjual lainnya.


7. Persaingan

Apabila dilihat dari jumlah pelaku bisnis B2B maka model bisnis tersebut memiliki tingkat persaingan yang lebih sedikit karena biasanya pihak yang bersaing hanya itu-itu saja. Pebisnis B2B dapat meningkatkan reputasinya dalam hal portofolio, pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang lebih bagus dalam melayani klien sehingga dapat menaikkan jumlah pelanggan dengan cepat.


Berbeda dengan model bisnis B2C, C2C, dan B2G yang dilihat dari jumlah banyak pelaku bisnis B2C yang jumah persaingan dagang mereka sangatlah tinggi. Ketahuilah, tingkat persaingan tersebut terjadi dilihat dari berbagai skala dan sektor seperti perusahaan kecil, industri rumahan, dan UMKM. 


Oleh karena itu, banyak model bisnis B2C, C2C, dan B2G yang melakukan promo secara besar-besaran untuk mendapatkan jumlah konsumen sebanyak mungkin.


Contoh E-Commerce B2B, B2C, C2C, dan B2G

  • Contoh E-Commerce B2B

E-Commerce B2B yaitu pelaku bisnisnya bekerja profesional melalui promosi website, pameran, presentasi atau melakukan penawaran secara langsung. Contohnya yaitu IndoTrading.com, Ralali.com, Mbiz, Indonetwork, dan lainnya.


  • Contoh E-Commerce B2C

E-Commerce B2C yaitu pelakunya melakukan interaksi antara distributor, supplier, produsen, dan konsumennya secara langsung. Contoh B2C di Indonesia yaitu bisnis marketplace online yaitu Shopee, Blibli,  Lazada dan JD.id.

 

  • Contoh E-Commerce C2C

Model bisnis C2C pelakunya terbagi menjadi dua model yaitu marketplace dan classified yang dapat menjual dan membeli produk dari konsumen lainnya.  Contoh e-commerce bisnis di Indonesia C2C yaitu Bukalapak, Shopee, Tokopedia, OLX, dan Kaskus.


  • Contoh E-Commerce C2G 

Contoh dari C2G yaitu saat konsumen memberikan pelayanan kepada pemerintah yang terjadi karena bukan berupa pendekatan populer. Kondisi ini dicontohkan saat seorang hacker menawarkan jasa dan layanannya kepada pemerintah untuk melakukan pertahanan cyber.


Demikianlah ulasan mengenai pengertian, perbedaan, dan contoh B2B, B2C, C2C, dan B2G yang harus Anda ketahui. Semoga Bermanfaat.

0 Response to "Mengenal Perbedaan B2B, B2C, C2C, dan B2G Lengkap dengan Contohnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel