Pengertian Kebijakan Akuntansi, Cara Menyusun, Contoh, dan Kesalahan yang Sering Terjadi

Laporan keuangan tidak bisa disusun begitu saja atau asal-asalan tanpa memperhatikan ketentuan yang berlaku. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan kebijakan akuntansi. Apa itu kebijakan akuntansi? Bagaimana ketentuan untuk menyusun kebijakan akuntansi? Apa saja contoh kebijakan akuntansi?

Berbagai pertanyaan tersebut sering kali dipertanyakan oleh banyak orang. Jawaban dan penjelasan tentang kebijakan akuntansi beserta contohnya akan dijelaskan melalui artikel ini. Langsung saja simak artikel ini hingga selesai untuk mendapat informasi lengkap tentang kebijakan akuntansi ya!




Pengertian Kebijakan Akuntansi


Apa yang dimaksud dengan kebijakan akuntansi? Kebijakan akuntansi adalah suatu kebijakan yang berupa prinsip, dasar, peraturan, konvensi, dan tindakan atau praktik tertentu yang diterapkan untuk menyusun dan menyajikan sebuah laporan keuangan.

Baca juga: Apa itu Income Statement atau Laporan Laba Rugi? Ini Cara Membuat dan Contohnya


Nantinya kebijakan akuntansi akan memberi pengaruh pada pengakuan, pengukuran, dan penyajian atas aset, ekuitas, liabilitas, pendapatan, dan beban dalam laporan keuangan.

Kebijakan akuntasi disusun dengan mempertimbangkan berbagai faktor penting. Tujuannya adalah agar kebijakan akuntansi dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan terhadap kepentingan penggunanya, sehingga bisa digunakan dalam pengambilan keputusan.

Kebijakan akuntansi juga dapat menggambarkan realitas atau keadaan ekonomi suatu perusahaan dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil penggunaannya.

Ketentuan Penyusunan Kebijakan Akuntansi




Kebijakan akuntansi disusun dan ditetapkan berdasarkan dua kondisi. Hal ini tergantung ada atau tidak adanya SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang spesifik. Berikut ini penjelasan tentang pemilihan kebijakan akuntansi berdasarkan dua kondisi tersebut, yaitu:

1. Terdapat SAK Spesifik

Ketika ada suatu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) spesifik yang dapat digunakan, maka SAK tersebut dapat digunakan dalam penerapan atau pelaksanaan kebijakan akuntansi. Tentunya diperlukan panduan dalam SAK tersebut agar dapat digunakan secara tepat.

2. Tidak Ada SAK Spesifik

Jika Standar Akuntansi Keuangan (SAK) spesifik tidak ada, maka pihak manajemen suatu perusahaan dapat menggunakan kebijakannya sendiri. Artinya, pihak manajemen dapat menggunakan pertimbangannya untuk mengembangkan dan menggunakan suatu kebijakan akuntasi. Tentunya kebijakan tersebut harus bisa menghasilkan informasi yang relevan dan andal.


Arti andal di sini artinya laporan keuangan yang dihasilkan dari kebijakan akuntansi tersebut memiliki lima kriteria, yaitu:

  • Menampilkan kejujuran (kebenaran sesuai fakta) posisi keuangan, kinerja keuangan, dan juga arus kas.
  • Mencerminkan substansi ekonomi secara nyata, bukan hanya hukum dari suatu transaksi, kondisi atau peristiwa.
  • Netral.
  • Mempertimbangkan pertimbangan sehat. Artinya, jika laporan keuangan harus mengakui hal-hal yang tidak pasti.
  • Lengkap.

Manajemen dapat mempertimbangkan atau menggunakan berbagai sumber untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan akuntansi. Berikut ini beberapa sumber yang bisa digunakan oleh pihak manajemen, yaitu:

  • Ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berkaitan.
  • Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.


Pihak manajemen juga bisa menggunakan beberapa pertimbangan di bawah ini, yaitu:

  • Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terbaru yang dikeluarkan badan penyusun standar lain. Tentunya standar ini harus mengacu pada KDPPLK yang sama.
  • Literatur akuntansi.
  • Praktik akuntansi industri yang berlaku.


Nah, setelah manajemen memilih dan menetapkan kebijakan, maka kebijakan akuntansi tersebut harus digunakan dan diterapkan secara konsisten.

Suatu saat kebijakan akuntansi yang telah dibuat itu bisa diubah kembali hanya jika perubahan yang dilakukan memang diwajibkan serta sudah diatur oleh suatu SAK.

Selain itu, perubahan juga bisa dilakukan jika perubahan tersebut memang dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik, relevan, dan andal.

Contoh Kebijakan Akuntansi


Kebijakan akuntansi dapat diterapkan untuk membantu jalannya suatu usaha. Beberapa contoh dari kebijakan akuntansi, yaitu:

  1. Penentuan nilai minimum kapasitas aset tetap.
  2. Kebijakan pemberian dividen dan capital gain.
  3. Penyajian laporan keuangan suatu periode harus diikuti dengan penyajian laporan keuangan periode sebelumnya.
  4. Persediaan dapat dihitung menggunakan metode FIFO dan metode biaya rata-rata tertimbang. Perusahaan harus menentukan metode yang akan digunakan secara konsisten.
  5. Pencatatan persediaan barang dagang dilakukan dengan metode periodik dan metode perusahaan.
  6. Pengelompokan pos-pos persediaan sesuai persamaan kegunaan dan sifat.
  7. Terdapat metode perhitungan biaya penyusutan aset tetap.
  8. Penentuan cost of capital sehingga dapat diketahui besaran biaya yang dibutuhkan perusahaan.


Kesalahan Proses Akuntansi yang Sering Terjadi


Kesalahan kebijakan akuntansi dalam proses penerapannya dapat terjadi. Kesalahan tersebut terjadi dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan unsur-unsur dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) jika ditemukan kesalahan material atau tidak material yang disengaja agar mencapai posisi dan kinerja keuangan atau arus kas tertentu.

Kesalahan dapat terjadi pada dua kondisi, yaitu:

1. Kesalahan Pada Periode Berjalan

Jika kesalahan ditemukan saat periode berjalan atau ketika laporan keuangan belum diterbitkan, maka kesalahan tersebut harus segera diperbaiki di periode yang sama.

2. Kesalahan Pada Periode yang Lalu (Telah Terlewat)

Jika kesalahan ditemukan pada periode sebelumnya maka harus dilakukan koreksi secara retrospektif terhadap laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah kesalahan ditemukan. Cara yang bisa digunakan untuk melakukan koreksi dan perbaikan, yaitu:

  • Penyajian kembali jumlah komparatif periode sebelumnya yang terdapat kesalahan.
  • Penyajian kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode sebelumnya di bagian paling awal.

Berikut ini contoh kesalahan proses akuntansi yang sering terjadi, yaitu:

  • Kesalahan dalam mencatat dan rekonsiliasi ketika proses akuntansi.
  • Laporan hanya dianggap sebagai catatan.
  • Tidak menyimpan bukti transaksi.
  • Kesalahan matematis dalam perhitungan proses akuntansi.


Kesalahan proses akuntansi yang sering terjadi harus dievaluasi dan mendapat solusi yang tepat agar kesalahan-kesalahan tersebut tidak terjadi atau terulang kembali.

Kebijakan akuntansi harus dibuat secara teliti agar penerapannya bisa menghasilkan laporan keuangan yang tepat. Berbagai contoh kebijakan akuntansi bisa menjadi contoh untuk membuat atau menetapkan kebijakan akuntansi lainnya.

0 Response to "Pengertian Kebijakan Akuntansi, Cara Menyusun, Contoh, dan Kesalahan yang Sering Terjadi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel