Cara Menghitung Discounted Cash Flow: Pengertian, Kegunaan, dan Contoh Studi Kasus

Model Discounted Cash Flow (DCF) adalah model yang dipakai perusahaan saat hendak mengetahui rangkaian arus kas di masa depan dengan menentukan nilai di masa kini (present value), untuk dapat dipakai secara luas dalam proyeksi proposal investasi. Jadi, present value ini merupakan alat utama yang digunakan dalam DCF.

Model ini ada berdasarkan estimasi jika Anda menginvestasikan sejumlah dana, kemudian dana itu akan berkembang dengan prosentase tertentu ketika sudah melewati beberapa periode tertentu.



Pengertian Discounted Cash Flow


Discounted Cash Flow (DCF) atau arus kas terdiskonto ialah teknik dalam membuat model keuangan berdasarkan estimasi tentang proses pendapatan dan biaya dari suatu usaha atau properti. Asumsi ini berhubungan dengan kuantitas, kualitas, variabilitas, dan waktu, serta durasi arus kas masuk dan keluar.


Konsep arus kas terdiskonto ini didapat dari pemikiran tentang bagaimana Anda menginvestasikan suatu dana dan apakah nantinya dana itu akan tumbuh dengan besaran sekian persen atau berapa kali lipat dalam waktu tertentu.


Disebut arus kas terdiskonto karena nilai dihitung dengan mengestimasi arus dana di masa depan untuk selanjutnya dipotong dan memberikan Anda nilai dana itu di masa sekarang. Kegiatan memprediksi masa depan ini memanfaatkan data-data yang ada sebelum mengambil keputusan.


Karena itu, bagi investor yang hendak memvaluasi dengan perhitungan DCF, sebaiknya mempunyai kemampuan untuk memproyeksikan cash flows di masa depan dan kemampuan dalam menentukan tingkat diskonto (discounted rate) yang akan dipakai.


Kegunaan Discounted Cash Flow


Kegunaan atau fungsi DCF ialah memberi gambaran untuk investor yang mengacu pada estimasi kalkulasi besar dana yang direncanakan untuk diinvestasikan di masa depan. Di samping itu, DCF juga bisa menilai prospek biaya dan pendapatan yang akhirnya menjadi perkiraan profitabilitas.


Dengan fungsi ini, DCF berhubungan erat dalam membuat keputusan oleh investor sebelum berinvestasi. Sebab, sebagai calon investor, Anda sebaiknya tahu apakah dana yang akan diinvestasikan akan berkembangan dengan baik atau tidak dalam durasi periode tertentu.

Nilai arus kas terdiskonto juga dapat dipakai dalam bidang investasi yang lebih luas, seperti di sektor riil atau keuangan. Beberapa contoh kegunaannya dapat dilihat sebagai berikut.

  1. Menilai proyek investasi di suatu perusahaan.
  2. Menilai besar saham suatu perusahaan.
  3. Menilai besar perjanjian komersil.
  4. Menilai besar manfaat menghemat biaya di suatu perusahaan.
  5. Menilai segala hal yang memengaruhi arus kas.


Kelebihan dan Kekurangan Discounted Cash Flow


Pada dasarnya, DCF menguntungkan investor dalam mengestimasi arus kas di masa depan dengan acuan nilai investasi masa sekarang. Selain itu, perhitungan DCF juga memiliki kelebihan, antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Perhitungan jelas dan konsisten untuk decision criteria di seluruh proyek.
  2. Memiliki faktor time value of money dan struktur risiko yang ada di dalamnya.
  3. Mudah ketika dijelaskan ke pihak manajemen.


Dengan kelebihan tersebut, pada dasarnya metode DCF yang hanya mengandalkan asumsi dan estimasi juga memiliki kekurangan, di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Masa mendatang yang tidak pasti akan menghasilkan nilai DCF yang statis menjadi kurang dinamis.
  2. Proyek-proyek yang dihitung dengan perhitungan DCF bersifat lebih pasif, sementara proyek-proek itu mesti rutin dikontrol dengan project life cycle.
  3. Semua tingkat risiko yang diestimasikan telah diwakilkan dalam factor discount rate, sementara kenyataannya tingkat risiko bisa berubah-ubah sewaktu-waktu.
  4. Metode DCF dikatakan rumit karena membutuhkan banyak asumsi yang harus dipenuhi yang berhubungan dengan saldo, laba, laba bersih, dividen, dan seterusnya hingga memperoleh hasil yang akurat.
  5. Perhitungan DCF mengestimasi cash flow di masa depan bisa diramal dengan tepat, sementara mengestimasikan cash flow di masa depan sangat sudah sebab berisiko tinggi.


Rumus Discounted Cash Flow 


Karena Present Value merupakan komponen dari Discounted Clash Flow, maka rumusnya masih menggunakan turunan dari PV tersebut. 

Untuk menghitung Discounted Cash Flow, rumusnya ialah besar estimasi arus kas tiap periode dibagi dengan satu, lalu ditambah dengan tingkat diskonto (WACC) yang dipangkatkan dengan besar periode. Bila ditulis, rumusnya adalah sebagai berikut.




DCF = [(CF1) / (1+r)1] + [CF2 / (1+r)2] + ... + [CFn / (1+ K)n]


Dengan:

CF = cash flow,

r (rate) = tingkat bunga atau tingkat diskonto,

n (period number) = jumlah periode.


Cara Menghitung Discounted Cash Flow 


Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, Discounted Cash Flow dihitung dengan rumus yang tertera. Masing-masing komponen dalam rumus dapat dijabarkan sebagai berikut.


1. Cash Flow (CF)


Cash Flow (CF) atau arus kas merupakan aliran kas dari investor untuk periode tertentu, dapat berasal dari saham, obligasi, dan sebagainya. Ketika membangun financial model, arus kas dikatakan sebagai 'unlevered free cash flow' atau arus kas bebas tanpa beban (belum dikurangi dengan biaya-biaya).


Ketika obligasi dinilai, maka pembayaran bunga dan pokok akan dikatakan sebagai 'cash flow'.


2. Rate (r)


Rate bisa mengacu pada tingkat diskonto (discount rate), yang umumnya berdasarkan WACC perusahaan. WACC sendiri merupakan komponen penting dalam mewakili expected return ketika berinvestasi di perusahaan. Tingkat diskonto obligasi akan senilai dengan tingkat bunga sekuritas.


3. Period Number (n)


Period number (n) ialah jumlah periode untuk arus kas. Pemakaian periode berdasarkan pada periode akuntansi, seperti bulanan, kuartal, semester, atau tahunan. Umumnya, periode akan berbentuk persentase tahunan saat terdapat perbedaan periode.


Contoh Studi Kasus Perhitungan Discounted Cash Flow


Sebuah perusahaan saat ini menghasilkan pendapatan sebesar Rp150 juta. Pada masa mendatang, misalnya dua tahun ke depan, dengan melihat riwayat laporan keuangan mereka, estimasi cash flow perusahaan ini ialah sebesar Rp180 juta.

Kalau Anda hendak berinvestasi sebesar Rp150 juta hari ini, maka perlu mengetahui nilai Discounted Cash Flow agar tahu nilai prospek investasi itu. Jika tingkat bunga investasinya ialah 5% per tahun, maka menghitung DCF-nya dengan cara seperti berikut ini.


DCF = [(CF1) / (1+r)1] + [CF2 / (1+r)2]

DCF = [180 juta : (1+0,05)1] + [180 juta : (1+0,05)2]

DCF = [180 juta : 1,05] + [180 juta : 1,1025]

DCF = 171.428.571 + 163.265.306 = 334.693.877


Maka, DCF-nya ialah sebesar Rp334.693.877.

Perhitungan ini berarti dengan estimasi cash flow sebesar Rp180 juta di dua tahun ke depan dengan tingkat bunga investasi sebesar 5%, akan memiliki nilai Rp334.693.877 di masa kini. Besar ini lebih tinggi daripada nilai uang yang akan Anda investasikan.

Bila nilai DCF lebih besar, maka dapat dikatakan investasi Anda memiliki prospek yang baik.

Dengan menghitung Discounted Cash Flow, Anda dapat mengetahui dan menilai prospek profitabilitas perusahaan tempat Anda akan berinvestasi. Menghitung nilai arus kas di masa depan memang sangat penting, sebab akan berpengaruh terhadap jumlah dana yang akan diinvestasikan.

0 Response to "Cara Menghitung Discounted Cash Flow: Pengertian, Kegunaan, dan Contoh Studi Kasus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel