Pengertian Saham Gorengan, Ciri-Ciri dan Tips Menghindarinya

Pernahkah kamu membaca berita atau ngobrol tentang saham yang terkadang istilah yang muncul sering digunakan tapi cukup membingungkan? Salah satunya mungkin istilah saham gorengan.

Bagi kamu investor pemula perlu memahami apa itu saham gorengan agar tidak salah menanamkan modalnya. Pada dasarnya, saham gorengan adalah saham perusahaan atau emiten yang kenaikannya di luar kebiasaan karena pergerakannya sedang direkayasa oleh pelaku pasar dengan tujuan kepentingan tertentu.


 

Pengertian Saham Gorengan

Saham gorengan adalah pergerakan pada suatu harga saham yang mengalami kenaikan volume perdagangan harian secara tidak wajar, tanpa disertai dengan basis fundamental perusahaan yang kuat.

Saham gorengan ini bukanlah rahasia lagi yang memainkan adalah para bandar. Bandar adalah siapa saja yang mempunyai modal besar dan mampu menggerakkan harga saham di bursa, termasuk  perusahaan sekuritas, manajer investasi, emiten, dan lain sebagainya yang memiliki tujuan tertentu.


Ciri-Ciri Saham Gorengan

Sesuai dengan prinsip ekonomi, pergerakan harga saham terjadi karena adanya demand dan supply. Jika permintaan akan suatu emiten saham tinggi, maka akan membuat harga saham tersebut semakin naik cepat. Begitu sebaliknya, ketika supply banyak maka akan dapat mendorong penurunan harga saham. 

Jika kamu adalah seorang investor saham pemula, mungkin kamu mudah tergiur dengan iming-iming return yang akan didapatkan. Bahkan, bisa jadi kamu memutuskan tetap mempertahankan saham itu hingga hari esok, dan baru sadar ternyata saham tersebut adalah saham gorengan.

Lalu, bagaimana tips agar terhindar dari saham gorengan? Tentu saja dengan cara mengenali ciri-cirinya. Berikut di bawah ini beberapa karakteristik saham gorengan adalah:

1. Harga Saham Berubah Signifikan


Saham gorengan memiliki harga yang tidak wajar atau tidak stabil. Sebagai contoh, jika di hari ini kamu melihat saham emiten WXYZ bertengger di harga Rp 500. Kemudian, beberapa saat kemudian menjadi Rp 550 dan beberapa saat kemudian jadi Rp 590 atau Rp 600-an. Nah, di keesokan harinya, saham WXYZ ini kembali terjun lagi ke Rp 500.

Ketika harganya naik, para investor menjualnya dan menikmati keuntungan. Hal itulah yang menyebabkan harga saham tersebut di lelang dengan mudahnya.

Namun ketika harga kembali menjadi Rp 500, saham menjadi tidak laku. Meskipun ada yang membelinya, return juga tidak bakal naik sesuai dengan yang diiming-imingkan seperti sebelumnya.


2. Ada di daftar Unusual Market Activity (UMA)

Secara rutin Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengupdate informasi terkait adanya aktivitas pasar modal diluar kebiasaan, atau dikenal dengan istilah Unusual Market Activity (UMA). Jika terdapat perubahan harga saham yang signifikan pada suatu emiten, BEI akan memasukkannya ke dalam daftar UMA. Kamu dapat melihat daftar saham-saham yang masuk ke dalam UMA pada link berikut ini.

Namun, tidak semua efek yang masuk ke dalam daftar UMA termasuk saham gorengan. Daftar tersebut hanya bertujuan untuk memberi peringatan bagi para investor agar berhati-hati dengan saham-saham yang tercantum tersebut.

3. Memiliki Kapitalisasi Pasar yang Kecil

Ciri yang ketiga dari saham gorengan adalah memiliki kapitalisasi pasar (market cap) serta likuiditas yang kecil. Pada saham gorengan biasanya nilai kapitalisasinya di bawah Rp 1 Triliun. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan perusahaan berkapitalisasi besar bisa juga 'digoreng' sahamnya tentu dengan modal besar.

Kapitalisasi pasar adalah harga keseluruhan sebuah emiten, yaitu harga yang harus dibayar ketika seorang investor ingin membeli 100% kepemilikan saham perusahaan tersebut (jumlah saham perusahaan dikali dengan harga saham terkini dari saham tersebut).

Jika saham tersebut memiliki nilai kapitalisasi pasar yang kecil, maka dengan mudah para bandar saham mempermainkan harganya, sehingga harga saham bisa naik dan turun secara drastis dalam perdagangan harian.


4. Berasal dari Saham Lapis Tiga


Saham lapis tiga juga menjadi sasaran oleh para bandar karena kapitalisasinya yang kecil, yaitu di bawah Rp 500 miliar. Dengan nilai kapitalisasi segitu, maka harga saham per lembarnya juga rata-rata memiliki harga yang relatif murah, yakni Rp 50 hingga Rp 100 perak per lembar.

Hal tersebut akan membuat para investor berlomba-lomba untuk memborong saham tersebut dengan harapan untuk mendapatkan return saham yang besar. Nah, ternyata saham-saham lapis tiga ini cenderung banyak dipakai oleh para bandar sebagai saham gorengan.

Sesuai dengan hukum supply and demand, ketika volume perdagangan suatu saham itu naik maka harganya juga akan naik.Sementara kalau saham tersebut tidak laris maka para bandar bisa membanting harganya agar cepat laku.

5. Posisi bid dan offer tidak wajar
 

Bid-offer adalah antrian beli dan jual saham, khususnya ketika suatu saham itu digoreng maka akan terjadi perdagangan saham dalam jumlah besar, akan tetapi posisi bid dan offernya tipis-tipis. Artinya, antrian bid dan offernya tidak merata sehingga memudahkan bandar menaikkan harga sahamnya.

6. Fundamental Perusahaan Tidak Jelas


Normalnya harga saham akan mengikuti perkembangan fundamental perusahaannya. Ketika laporan keuangan perusahaan tersebut mencetak laba yang besar, sudah sewajarnya harga sahamnya bakal naik.

Namun, hal ini tidak berlaku pada saham gorengan. Pada saham gorengan, pergerakan harga sahamnya seringkali tidak sesuai dengan kinerja fundamental perusahaan tersebut.


Tips Terhindar Saham Gorengan


Lalu, bagaimana caranya agar kamu terhindar dari saham gorengan?

1. Memantau Pergerakan Perdagangan Saham

Ketika kamu memutuskan untuk membeli saham, seharusnya lakukan pemantauan secara terus menerus terhadap harganya.

Apabila pergerakan sahamnya cepat, maka bisa jadi saham tersebut adalah saham gorengan, jika luput sedikit dapat mengakibatkan kerugian yang sangat dalam.

Untuk itu, tetap disiplin untuk melihat pergerakan trading saham.

2. Beli dalam porsi secukupnya

Sebagi investor harus kenal dengan istilah “Don’t put your egg in one basket.” Ya, kamu sebaiknya mengalokasikan investasi ke beberapa portofolio atau instrumen investasi. Begitu juga ketika berinvestasi saham, sebaiknya jangan menginvestasikan seluruh dana ke satu emiten saham tersebut.

Karena nilai saham gorengan adalah hasil permainan bandar, maka sebaiknya beli saham gorengan hanya dalam porsi yang secukupnya. Jangan sampai risiko kerugian yang besar mengintai dan mengenaimu.

3. Gunakan Analisis Bandarlogi

Saham gorengan adalah saham yang biasa dibeli investor atau bandar untuk jangka waktu sangat pendek. Dengan permainan bandar, seorang investor akan sulit menganalisis perkiraan kapan harga saham naik atau turun.

Oleh karena itu, kamu perlu melakukan analisis bandarmologi, yaitu metode analisis saham dengan memperhatikan pelaku jual beli saham.

Metode ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan bandar saham di pasar modal. Bandar saham selalu menjual dalam jumlah besar, yang disebut sebagai distribusi. Ketika membeli, bandar juga akan membelinya dalam jumlah besar atau yang disebut akumulasi.

4. Lihat fundamental perusahaan

Cara terakhir yang bisa ditempuh investor dalam menganalisis saham gorengan adalah melihat fundamental perusahaan yang akan diinvestasikan. Apabila secara analisis fundamental bagus, maka ada potensi saham tersebut sebaiknya kamu koleksi.

Jangan lupa perhatikan juga valuasi serta prospek pendapatan perusahaan tersebut ke depan. Setelah itu, lihat apakah saham itu banyak dibikin riset oleh perusahaan sekuritas. Semakin banyak riset atas saham tersebut, semakin bagus dan semakin terpercaya.

0 Response to "Pengertian Saham Gorengan, Ciri-Ciri dan Tips Menghindarinya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel